Worship Lieder (WL) yaitu Pemimpin Pujian dalam Menyembah Ibadah di Gereja atau Persahabatan Ibadat Rumah Tangga atau Ibadah Lainnya. Dalam memimpin Pujian Berbeda dengan penyanyi yang hanya fokus pada Lirik dan lagu sementara WL harus sanggup mengundang jemaat untuk memuji Tuhan atau Ibadah. Blog ini terbentuk lantaran pada waktu itu saya pertama kali menjadi Worship Lieder sering membuat daftar Lyrics Christian Spirit sehingga pada dikala memimpin Pujian tidak salah dalam mengucapkannya.
Seorang Song Leader bukan hanya sekedar seorang Pemimpin nyanyi-nyanyian dalam sebuah Kebaktian atau Ibadah, tetapi lebih dari itu seorang Pemimpin Nyanyi-nyanyian harus seorang PENYEMBAH dan PEMUJI / WORSHIP LEADER (WL).
Seorang Worship Leader bukan hanya seorang Pemimpin nyanyian yang trampil dan mempunyai bunyi yang bagus, tetapi harus menjadi PENYEMBAH – PENYEMBAH yang dipanggil dan diurapi oleh Allah untuk melayani dalam rumah Tuhan / Gereja.
Mereka yang terpanggil atau terlibat dalam Pelayanan Gereja bukanlah mereka yang bermain musik atau bernyanyi , tetapi mereka yang telah MENYERAHKAN DIRI untuk pelayanan Musik – Nyanyian untuk Tuhan (Mzm. 57 : 8 – 10; Mzm. 108 : 2 – 4).
Saya orang yang suka mengucapkan kata dalam memimpin kebanggaan tetapi kata penyesuain harus diubahsuaikan dengan kemampuan teman-teman. Jika teman-teman tidak menguasai kata-kata dalam pengiriman ke Gereja, cobalah dalam ekspedisi pertama daripada memanggil ibadat jemaat selama Ibadat.
Pada dikala saya menjadi WL hanya beberapa kata yang saya bawa, saya lebih sering mengulang kata-kata Lyrics On Songs yang ada di menyayikan. Seperti lirik lagu "Aku Percaya Tuhanku Ajaib, Kau Turun Tangan Memberkatiku". Lirik tersebut saya ulang dalam Penyembahan menjadi "Haleluya saya Percaya Tuhan, Engakau memberkati Kami". . Karena pada dikala itu menyayikan ibadah lagu ketika gereja sedang menikmati kehadiran Tuhan dengan lagu tersebut.
Berikut adalah Kata-Kata Yang Sering di Ucapkan Leader Worship Saat Pengakuan Dosa
Kata kata pada dikala akan dimulainya Ibadah
Sebelum ibadah di mulai berikan kata kata menyerupai pola ini "Syallom... kita akan memulai ibadah kita... kita mau lepaskan beban hidup ataupun kasus yang kita hadapi, kita mau Fokus kepada Tuhan, biarlah hadirat Tuhan hadir dalam ibadah kita pagi hari ini, kita mau angkat Pujian KU MASUK RUANG MAHA KUDUS"
Kata kata dikala masuk dalam Pujian
Setelah selesai Penyembahan pembukaan maka masuk dalam Pujian, berikut kata kata yang biasa saya gunakan "Syallom... Ada sukacita Bapak Ibu... Kita mau memuji Tuhan dengan sukacita, maka daripada itu berikan salam kanan kiri dan katakan ANGGUR BARU TERCURAH DI TEMPAT INI". Musik eksklusif masuk dan WL menyebutkan judul lagunya "Anggur Baru". Untuk masuk ke Pujian yang ke dua dan ketiga ada 2 cara yaitu eksklusif sambung dari lagu pertama atau Stop terlebih dahulu. Jika stop maka berikan sepatah dua patah kata lagi menyerupai " Masih sukacita memuji Tuhan Bapak Ibu, berikan senyum kanan kiri lantaran kita telah dimenangkan dikala ini. Kita mau berseru kepadanya LEBIH DARI PEMENANG".
Kata kata dikala mempersilahkan Jemaat menawarkan Kesaksian
"Puji Tuhan saudara sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan maka saya persilahkan bagi Bapak Ibu Saudara/i yang inggin bersaksi menceritakan cinta kasih Tuhan dalam kehidupan bapak Ibu saya persilahkan dan kita angkat kebanggaan reffnya saja". Pujian yang terakhir di nyayikan reffnya saja satu kali untuk menunggu mempersilahkan jemaat yang inggin bersaksi.
Kata kata dikala masuk Penyembahan Firman Tuhan
Sebelum Firman Tuhan di sampaikan maka ada satu lagu penyembahan yang di nyayikan "Kita mau mendengarkan Firman Tuhan maka saya undang Bapak Ibu untuk bangun berdiri, kita mau sungguh sungguh untuk mendengarkan Firmannya, kita angkat kebanggaan BERSAMAMU... Karena dengan bersama Tuhan kita sanggup melewati segala perkara".
Kata kata dikala mengangkat Pujian untuk Kolekte
Memberikan persembahan setiap Gereja mempunyai perbedaan, ada yang kantong kolektenya di bawa keliling dan ada juga kotak kolekte sudah di sediakan di depan. Pastikan petugas kolekte sudah siap maka kita eksklusif masuk dalam Pujiannya "Kita akan menawarkan persembahan syukur kita, kita mau berikan kepada Tuhan dengan sepenuh hati dan kita angkat kebanggaan AKU DIBERKATI SEPANJANG HIDUPKU DIBERKATI". Lamanya lagu sesuaikan dengan jemaat, bila jemaat sudah selesai menawarkan persembahan maka Pujian juga di akhiri di bait terakhir.
Kata kata dikala menutup Ibadah
Saat menutup Ibadah yang biasa saya lakukan yaitu menyayikan REFF lagu epilog sebanyak dua kali, bila sudah di ulang dua kali maka bait terakhir eksklusif di tutup. "Kita akan mengakhiri Ibadah kita pada siang hari ini maka Bapak Ibu Saudara/i saya undang untuk bangun berdiri kita mau nyayikan Pujian BAGI TUHAN TAK ADA YANG MUSTAHIL". Lagu penyembahan Penutup eksklusif di nyayikan.
BACA JUGA : Kumpulan Lirik lagu Rohani Katolik Terbaru dan Update | Pujian dan Penyembahan
BACA JUGA : Kumpulan Lirik lagu Rohani Katolik Terbaru dan Update | Pujian dan Penyembahan
TATA TERTIB WORSHIP LEADER & SINGER
Setiap WORSHIP LEADER DAN SINGER bertanggung jawab kepada Tuhan dan GerejaNya untuk melaksanakan kiprah pelayanan yang Tuhan anugrahkan padanya.
Setiap WORSHIP LEADER & SINGER wajib mempersiapkan diri dengan baik untuk melayani Tuhan, diantaranya dengan cara :
1. Persiapan Diri
a) Pelayan Tuhan wajib mempersiapkan keberadaannya untuk melayani di hadirat Tuhan yang kudus.
b) Membangun kehidupan rohani yang berakar, bertumbuh dan berbuah secara berkesinambungan.
2. Persiapan Teknis
a) Wajibmempersiapkan daftar lagu/pujian yang akan dinyanyikan, sebelum kiprah pelayanannya.
b) Wajib mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
c) Wajibhadir sebelum Ibadah dimulai.
Bagi Setiap WORSHIP LEADER DAN SINGER yang dengan sengaja melanggar ketentuan-ketentuan diatas, berarti pelayan tersebut telah meremehkan HAK yang sudah diberikan oleh Tuhan dan mempermainkan kiprah yang sudah menjadi tanggung jawabnya baik secara eksklusif ataupun tidak eksklusif terhadap Tuhan dan Gereja.
KRITERIA SEORANG WORSHIP LEADER
1. Kriteria Rohani
a. Lahir gres dan ada buah pertobatan.
b. Memiliki abjad Kristus.
c. Penuh Roh Kudus.
d. Seorang Penyembah Allah.
e. Suka Berdoa.
f. Dipenuhi Firman Allah.
g. Menguduskan perkataan, higienis dalam ucapan/nyanyian.
2. Kriteria Teknis
a. Memiliki bakat vokal yang cukup baik.
b. Mengerti dasar-dasar musik.
c. Mampu memimpin.
d. Mampu berkomunikasi dengan baik.
e. Memiliki dan menyebarkan perbendaharaan lagu pujian.
PERSIAPAN SEORANG WORSHIP LEADER
1. Persiapan Rohani
a. Setia dalam waktu doa.
b. Membaca Firman Tuhan.
c. Penyembahan pribadi.
d. Selalu menjaga kekudusan.
e. Doa dan puasa secara khusus.
f. Pemurnian motivasi, merendahkan diri.
2. Persiapan Teknis
a. Worship Leader harus mengetahui thema setiap nyanyian Pujian atau Penyembahan yang disusunnya.
b. Pemilihan lagu, apakah kita menguasai lagu tersebut? dan apakah jemaat mengenal lagu tersebut?
c. Menjaga kualitas vocal, latihan pernafasan.
d. Persiapan team, latihan bersama team musik & Singer.
e. Berapa waktu yang tersedia, termasuk kesaksian atau kata sambutan persembahan, pengumuman.
f. Tingkat pengenalan atau penguasan Lagu.
g. Kondisi atau keadaan Jemaat yang akan kita layani.
– Kita mengenal dengan baik.
– Cari informasi wacana usia lebih banyak didominasi Jemaat.
– Bagaimana abjad jemaat di tempat atau tempat tersebut.
– Berapa jumlah jemaat yang ada.
3. Bagaimana Fasilitas Tempat Dan Waktu
a. Fasilitas penunjang (Sound system, musik, AC, dll).
b. Kondisi tempat (besar / kecil).
c. Waktu (pagi / siang / sore / malam).
HAL–HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MENJADI WORSHIP LEADER
1. Bangun Komunikasi Yang Erat Dengan Jemaat Pada Kesempatan Pertama :
a. Penuh kasih bukan dibuat-buat.
b. Kata-kata pembuka yang mengakrabkan dan menguatkan.
c. Pandangan mata dan senyuman.
2. Hindari Kata-Kata Yang Melemahkan Dan Menghakimi Jemaat :
a. Memotivasi dan membangun jemaat dengan kata-kata yang positif, menyerupai :
– “Saya percaya Allah hadir di sini dan siap memberkati Saudara…”
– “Ada kuasa dalam hadirat Allah ……”
– “Saudara yang tiba dengan kasus pasti akan pulang dengan kelepasan ……”
b. Jangan menghakimi keterlambatan jemaat.
c. Jangan menghakimi cara jemaat memuji, jangan paksakan jemaat untuk sama menyerupai kita.
d. Gunakan kata-kata dogma : “ Saya percaya ………”
3. Persiapkan Penampilan Yang Baik :
a. Pakaian rapi dan sopan.
b. Rambut rapi.
c. Wajah segar, cerah dan bersih.
4. Hindari kontradiksi dengan pemusik atau singers yang menimbulkan ketidak-sejahteraan suasana ibadah :
a. Beri arahan atau komando yang terang dan disertai dengan senyum.
b. Kalau terjadi kesalahan, jalan terus (untuk membangun kepercayaan diri seluruh team).
c. Ingat! kita sedang menyembah dan memuji Allah, dan sedang membangun komunikasi yang bersahabat dengan Allah.
5. Hindari pengulangan lagu terlalu banyak, yang sanggup menjenuhkan.
6. Fleksibel dalam memimpin dan peka terhadap kehendak Roh Kudus untuk suatu perubahan – perubahan perilaku dan banyak sekali gaya dalam memimpin sehingga membawa suasana yang hidup, meriah, indah dan penuh kuasa Roh Kudus.
7. Hindari banyak bicara, komentar disaat lagu sedang dinyanyikan, sebaiknya gunakan kata-kata, komentar-komentar yang tepat pada dikala jeda lagu.
8. Hindari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik :
a. Terlalu sering menutup mata.
b. Kebiasan gerakan tangan yang kurang baik.
c. Membelakangi jemaat.
d. Refleks mata berkedip-kedip.
9. Jangan biarkan suasana vakum untuk beberapa waktu.
10. Seringlah mengkoreksi penampilan saudara.
a. Gaya di panggung, cara berdiri, gerakan tangan.
b. Cara memegang microphone.
c. Pengucapan istilah dan komentar
11. Perhatikan nada dasar lagu yang PAS, tidak ketinggian, juga tidak kerendahan (perhatikan nada dasar Asli dari Pencipta Lagunya).
12. Perhatikan “Intro” dan “Ending” setiap lagu, sehingga tepat dengan iramanya, juga pada dikala “Interlude” bila ada.
13. Pengulangan lagu yang masuk akal sesuaikan dengan situasi Jemaat.
14. Kuasai Aba-aba (Hand Signals).
a. Nada dasar.
b. Pengulangan.
c. Overtone.
d. Perlambat / Percepat tempo.
e. Perkeras / perhalus suara.
f. Pengulangan coda.
g. Acapela.
h. Drums Only.
i. Piano / keyboards only.
Ingin melayani Tuhan sebagai pemimpin kebanggaan (Song Leader) ? Berikut tipsnya….
- Sebagai Pemimpin Pujian kita harus “bersih” dengan kiprah kita sebagai Pemimpin Pujian. Tujuannya: Membawa jemaat ke dalam hadirat Tuhan dan supaya mereka bisa berdiam dan mencicipi hadirat Tuhan, mempersiapkan jemaat untuk ditaburi dengan firman Tuhan, membuat atmosfir surgawi.
- Dalam mempersiapkan lagu pilihan tema untuk setiap minggunya, contohnya tema untuk minggu ini yaitu perayaan pujian, jadi lagu-lagunya menjurus wacana perayaan, atau mungkin temanya yaitu intimasi. Agar mempunyai tema dalam suatu kebaktian, kita harus peka terhadap pimpinan Tuhan dan juga berkomunikasi dengan pemimpin/pendeta kita.
- Praktis dan berikan yang terbaik buat Tuhan. Bangun talentamu!
- Jangan memaksakan jemaat, pimpinlah dengan dogma dalam naungan Roh Kudus. Tahu bagaimana harus berkomunikasi dengan jemaat, pemusik, singers, contohnya: kontak mata, bangun relasi antara kita dengan team, tanda-tanda lewat tangan.
- Jadilah dirimu sendiri lantaran kita mempunyai panggilan dan keunikan masing-masing. Jangan mencoba untuk menjadi orang lain. Kita harus menjadi kokoh dan tahu bahwa Tuhan memanggil kita untuk melaksanakan apa yang Ia inginkan. Kita mempunyai peranan penting. Makara bekerjalah dari dalam lantaran apa yang ada di dalammu itulah yang akan mengatur apa yang akan kau lakukan.
- Berkomunikasilah dengan pendeta. Kadangkala ada waktu-waktu tertentu dimana pemimpin kebanggaan dan pendetanya harus duduk dan merencanakan untuk perkembangan dan planning untuk Team Pujian dan Penyembahan dan dibawah kontrol (visi) pendeta. Milikilah relasi yang besar lengan berkuasa dengan gembala dan bekerjalah dengannya dan bergerak bersama dengan visi gembala. Ibr 13:17, bekerja di bawah otoritas gembala, dan melayani dalam visi di rumah Tuhan. Mempunyai komitmen dengan gembala demi kesuksesan di dalam segala hal. Setan suka sekali mencoba untuk menghancurkan relasi antara WL (Worship Leader) dan pendeta supaya gereja itu tidak bisa berkembang, sebelumnya kita harus memecahkan tembok itu dan bersama dengan pastor kita maju (1 Pet. 4:10). Kita berlari arena yang sama, kita harus lari bersama. Mazmur 81;15. penundukan diri tiba dari hati kita.
- Setialah kepada team, tingkatkan komitmen di dalam team. Bangun relasi yang baik dan kesatuan di dalam satu team.
- Disiplinlah, contohnya: tepat waktu, kehadiran….
- Rendahkanlah dirimu, jangan pernah mempunyai tujuan untuk mencari promosi, tetapi sebagai WL, kita harus mencar ilmu untuk meletakkan diri kita di balik salib-Nya sehingga hanya Dia yang dimuliakan. Tudung pelayan yaitu kunci keberhasilan sukses kita. Di manapun letak posisi kita, apapun yang kita lakukan kita harus mempunyai perilaku seorang hamba yang tujuannya hanyalah untuk menyenangkan Tuannya.(Filp. 2:3-11). Layani dengan dogma yang penuh (Ayb. 23:11-14). Layani dengan perilaku hati yang benar (I Pet 4:10-11)
- Bangkitlah para pemimpin baru. Jangan takut dengan pemimpin baru, kita harus menjadi orang besar yang tahu bagaimana melepaskan segala sesuatu dalam panggilan-Nya. Jangan cemburu dengan keberhasilan orang lain, melainkan kita harus merasa kondusif dan yakin dengan diri kita, dan bahagia dengan keberhasilan orang lain.
- Mempunyai ketrampilan untuk memimpin dan berlatih serta menawarkan yang terbaik untuk Allah. Melayani dengan roh yang luar biasa (roh yang ingin menawarkan yang terbaik) bukan roh yang perfeksionis (roh yang ingin membuat segala sesuatu tepat dan segala sesuatu teratur) tetapi kita perlu mengetahui pada dikala kita menawarkan yang terbaik dari dalam hati kita, sehingga Tuhan akan membuatnya tepat di mata Dia dan bukan di mata manusia.
- Jangan mencoba untuk menyenangkan diri sendiri lantaran itu kita berarti kompromi.Tetapi apapun yang kita lakukan kita harus menyenangkan Tuhan. Terkadang kita harus mengambil langkah untuk taat supaya Allah mengambil alih, lantaran seringkali sebagai WL kita mencoba untuk menyenangkan orang-orang lain bukan menyenangkan Tuhan, lantaran kita takut ditolak oleh orang. Oleh lantaran itu kita harus punya fokus untuk menyenangkan Tuhan dan menjadi kondusif dengan diri kita, sehingga kita tidak takut ditolak orang, tetapi kita bisa berdiri dan berada dalam penguasaan Allah.
- Untuk menjadi seorang penyembah yang benar, itu merupakan suatu proses kehidupan kita, sehingga kalau kita mau diproses Tuhan, kita dihentikan lari lantaran Dia sedang membentuk kita untuk menjadi bejana-Nya yang indah. Seberapa usang sih prosesnya itu? Hidup yaitu sebuah perjalanan dan demikian juga dalam penyembahan. Seberapa usang proses kita itu tergantung dengan diri kita, dan bagaimana kita meresponi proses tersebut. Apakah kita taat atau malahan kita menunda proses-Nya sehingga kita harus tahu bagaimana tinggal di dalam proses dan tinggal di dalam Allah.
- Intinya sebagai WL kita harus mengerjakan 4”S” dalam pelayanan, yaitu Skill /trampil (kemampuan secara tehnik, memahami dasar pengetahuan wacana musik.), Maz. 33:3. Sensitivity/kepekaan terhadap Roh Kudus, terhadap orang lain, dan terhadap arus pimpinan Tuhan (Gal 5:16). Submission/kepatuhan, coba lagi dan coba lagi, lantaran ini yaitu belahan terpenting sbg WL. Kita harus tahu bagaimana tunduk kepada otoritas di atas kita. Tunduk kepada Tuhan dan otoritas di atas kita. Sanctification/Kekudusan, yaitu proses dijadikan murni (menjadi seorang pribadi yang utuh), sedang dipisahkan (Rom. 5, Filp. 1:6, I Tes. 5:23, Ef. 1:4, Kol. 1:10,23)
- Jadilah nyata! Jangan menggunakan topeng! Sebagai penyembah-penyembah yang benar, kita harus menghidupi kehidupan dan abjad Kristus, jangan hanya bisa menyembah di atas panggung tetapi berbeda dengan kehidupan di bawah, sehingga kita menjadi orang munafik. Karena itu, marilah berada dalam suatu hidup yang nyata!!
=============================
PERSIAPAN SEORANG SINGER (1 Taw. 25 : 1 – 31).
Seorang Singer dalam ibadah haruslah seorang penyembah Allah (worshippers), sehingga persiapan seorang singer tidak hanya pada dikala menjelang ibadah saja melainkan setiap dikala membangun kehidupan penyembahannya.
Singer harus penuh Roh Kudus, supaya ada URAPAN dalam pelayanannya, ia senantiasa mengandalkan Roh Kudus dan mempersiapkan dirinya untuk semakin peka dalam tuntunan dan pekerjaan Roh Kudus.
Singer haruslah seorang yang suka berdoa :
1. Mempersiapkan diri dalam doa khusus bagi seluruh team yang ditunjangnya bagi umat yang dilayani.
2. Berlatih khusus. mempunyai kemauan besar lengan berkuasa untuk meningkatkan “Skill”-nya.
FUNGSI SINGER’S DALAM TEAM
1. Memberi tenaga vokal (vocal power) pada setiap kebanggaan yang dinaikkan.
2. Memberi harmoni dan keindahan pada setiap kebanggaan yang dinaikkan.
3. Memberi wangsit bagi jemaat dalam memuji Tuhan. Inspirasi sanggup berupa :
a. Ekspresi atau mimic muka, mata
b. Mengangkat tangan atau bertepuk tangan.
c. Gerakan atau tarian tertentu.
4. Menopang pemimpin kebanggaan dan pemusik melalui doa.
=================================
PEMUSIK
Dalam pelayanan musik, kiprah pemusik yaitu mambawa suasana pemyembahan ke atmosfir yang penuh hadirat Allah dan membantu jemaat untuk mengangkat bunyi mereka dalam menyanyikan lagu.
Sebagai seorang pemusik, anda tidak sanggup menghindari suatu kondisi di mana jemaat tidak memandang/melihat anda; dengan kata lain, anda pasti menjadi panutan/sorotan/contoh bagi jemaat. Menjadi seorang pemusik gereja merupakan panggilan yang luarbiasa. Jangan memandang rendah panggilan tersebut. Menjadi pola berarti menjadi saksi hidup bagi orang lain. Carilah Tuhan tiap hari dalam dikala teduhmu dan “BERDOA SEBELUM MEMAINKAN ALAT MUSIK”
Sebagai seorang pemusik, anda mungkin mencar ilmu sendiri atau pernah dilatih tetapi jangan memainkan alat musik melewati batas dikala ibadah lantaran anda berada dalam satu tim musik. Jka ada suatu teknik atau permainan yang anda ingin tonjolkan maka gunakan pada dikala berlatih sehingga permainan tersebut tepat dikala dibawa ke ibadah.
Juga sebagai seorang pemusik, anda pasti tidak pernah puas untuk mengetahui wacana musik. Tetaplah kejar suatu pelajaran yang baru. Tetap berlatih dan belajar.
TATA TERTIB WORSHIP PEMUSIK
Setiap PEMUSIK bertanggung jawab kepada Tuhan dan GerejaNya untuk melaksanakan kiprah pelayanan yang Tuhan anugerahkan padanya.
Setiap WORSHIP LEADER & SINGER wajib mempersiapkan diri dengan baik untuk melayani Tuhan, diantaranya dengan cara
1. Persiapan Diri
a) Pelayan Tuhan wajib mempersiapkan keberadaannya untuk melayani di hadirat Tuhan yang kudus.
b) Membangun kehidupan rohani yang berakar, bertumbuh dan berbuah secara berkesinambungan.
2. Persiapan Teknis
c) Wajib mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
d) Wajibhadir sebelum Ibadah dimulai.
LAMPIRAN: Tanya Jawab & Artikel
TANYA JAWAB UNTUK PEMUSIK
1. Gimana cara menjangkau jiwa melalui musik?
· Pakailah bahasa dan rythm yang relevan dan ‘membumi’.
· Terjemahkan visi, misi dan nilai-nilai dari gereja lewat lagu/musik.
· Membuat event-event yang sanggup menjadi wadah untuk para musisi/penyanyi/pencipta lagu/dan lain-lain.
· Menyalurkan aspirasi dan bakat mereka (misal: konser, lomba cipta lagu, festival, dan sebagainya)
2. Karakter apa yang harus dimiliki?
· Kerendahan hati.
· Sikap (“attitude”) yang baik.
· Hati yang gampang diajar dan mendapatkan masukan.
· Jangan pernah puas dengan mediocrity (biasa-biasa), lantaran excellence itu bergotong-royong sanggup dicapai.
3. Yang menjadi penghambat:
· Tidak bergabungnya dalam kejemaatan lokal, sehingga visi kurang tajam dan kurang/tidak diperlengkapi.
· Motivasi yang tidak murni atau pun acara pribadi.
· Terlalu dipimpin oleh emosi/perasaan, lantaran rata-rata pemain musik yaitu pribadi yang berafiliasi dekat dengan perasaannya (soul).
3. Apa yang harus di-perbaiki dari pemusik gereja supaya musik Katolik kelihatan menarik?
· Jadilah relevan.
· Perluas jenis musik yang dipakai.
· Pakai kreativitas dengan ‘berpikir di luar kotak’.
· Terus perbaharui perbendaharaan musik.
ARTIKEL UNTUK PEMUSIK: URAPAN
Dalam ceramah-ceramah musik yang saya ikuti dan adakan, kedua hal ini selalu menjadi pertanyaan dan sorotan. Mana yang lebih utama, skill atau urapan? Apakah skill harus 80%, urapan 20% saja cukup? Atau sebaliknya?
Dalam pelayanan musik yang saya geluti, ada orang yang menyampaikan ? yang penting urapannyalah, skill tidak terlalu penting? ada pula yang beropini terbalik ? buat apa urapan kalo skillnya tidak memadai atau mainnya tidak becus.?
Mari kita lihat lagi ke ke Perjanjian Lama, Allah menentukan orang-orang dari suku Lewi yang telah dikuduskan dan diurapi untuk melayani-Nya. Allah menentukan orang-orang Lewi yang mempunyai keahlian dalam bidangnya. Artinya apa? Melalui Musa dan Harun, Allah menentukan orang yang diurapi untuk menjadi imam (dalam hal ini orang Lewi) dan orang-orang yang hebat dalam bidangnya.
Mari kita lihat sejenak apa yang Bibel katakan wacana hal ini: Tentang urapan pada orang Lewi: I Tawarikh 25 25:7 Jumlah mereka tolong-menolong saudara-saudara mereka yang telah dilatih bernyanyi untuk TUHAN — mereka sekalian yaitu hebat seni — ada dua ratus delapan puluh delapan orang.
Makara berdasarkan saya, kedua ungkapan di atas yaitu salah, yang benar yaitu antara skill dan urapan harus seimbang, atau ijinkan saya mengatakan, kalo Anda mau menawarkan yang terbaik, maka Skill Anda harus 100%, urapan dalam pelayanan harus 100%. Ini semua dalam pengertian, skill dan urapan harus seimbang, tidak bisa kita hanya mengandalkan skill tanpa urapan, atau kita hanya mendapatkan urapan tanpa mempunyai skill yang baik.
Mungkin hal ini yang masih sering kita temui dalam pelayanan musik, adanya ketidak seimbangan antara keduanya. Jika Anda mau memberi yang terbaik buat Allah kita, maka berdoa, kuduskan diri kita, bina relasi yang intim dengan Allah, maka urapan Allah akan melimpah dalam pelayanan Anda. Kemudian latihlah skill Anda, sehingga Anda bisa bermain sebaik mungkin untuk kemuliaan nama-Nya (+++by Semmy)
Tips Mengiringi Nyanyian Jemaat
jacintha's picture
Belum usang ini saya membaca sebuah goresan pena yang manis di sebuah situs, saya rasa manis kalo kita semua juga membacanya, yaitu wacana tips mengiringi nyanyian jemaat, goresan pena ini sudah pernah dibawakan dalam Seminar “Mengiringi Jemaat Bernyanyi” di GKI Serang, dan dimuat di Buletin terbitan Yamuger (Yayasan Musik Gereja).
Berlatih sebelum memainkan lagu tersebut. Yang ini terang harus dilakukan, sekalipun kita sudah sangat menguasai lagu tersebut dan sudah berulang kali memainkan/menyanyikannya.
Kenali dahulu abjad lagu. Hal ini berarti kita harus melihat dahulu siapa pencipta lagu itu, di mana dan dalam suasana apa dia diciptakan (konteksnya). Hal ini akan membantu pemusik untuk memainkan ‘suasana’ musik yang benar sehingga dalam mengiringi lagu tersebut pun penguh penghayatan.
Perhatikan dinamika lagu tersebut! Hal ini harus benar-benar diperhatikan supaya tidak salah pada dikala memainkan tempo/intronya. Jika belum tahu lagunya, cari tahu dulu supaya tidak membuat malu bila kita sok tahu.
Perhatikan birama lagu. Jangan mainkan lagu berbirama 3/4 dengan birama 4/4.
Mainkan lagu sesuai dengan nada dasar yang telah diberikan. Tetapi bila Anda orang yang sudah mahir, tentu sudah tahu bila akan menggannti nada dasar suatu lagu dan diubahsuaikan dengan kondisi jemaat.
Berikan ‘nafas’ pada intro lagu. Jemaat akan lebih mengerti dengan otomatis kapan dia harus mulai bernyanyi ketika pemusik memberi ‘nafas’ pada intro. Artinya, ada belahan yang dimainkan melambat ketika intro akan berakhir dan jemaat akan mulai bernyanyi. Hal ini akan memberi tanda kepada jemaat di mana mereka harus mulai bernyanyi. Berikan juga ‘nafas’ pada belahan interlude dan ketika akan memulai ayat yang baru. Karena itu, iringan yang menggunakan music box akan lebih sulit untuk diikuti Jemaat, lantaran mereka sulit untuk tahu tahu kapan harus mulai bernyanyi.
Jangan terpengaruh dengan jemaat. Kadang-kadang Jemaat bernyanyi lebih lambat atau lebih cepat dari tempo yang kita mainkan. Usahakan untuk tetap setia pada tempo yang kita mainkan. Kalau memang sudah terbawa, mainkan kembali tempo yang benar di belahan interlude, supaya Jemaat sanggup mendengar kembali dinamika yang benar.
Jangan korupsi nilai not. Mainkan not yang bernilai 3 ketuk sebanyak 3 ketuk juga. Banyak pemusik gereja yang mengkorupsi harga not dan memainkannya lebih cepat dari yang seharusnya.
Apabila memungkinkan, penggunaan alat musik yang lain di luar piano dan organ menyerupai tifa, rebana, tamborin, gitar sanggup digunakan untuk menambah variasi iringan. Penggunaan alat-alat musik ini juga harus melihat konteks lagu. Menggunakan tifa untuk lagu “Tabuh Gendang” akan lebih sesuai daripada lagu “Sungguh Lembut Tuhan Yesus Memanggil”. Tidak semua Gereja terbuka bagi hal ini, karenanya konsultasikan dahulu dengan Majelis Gereja.
Hal yang terakhir dan yang tidak kalah pentingnya yaitu meminta bimbingan Tuhan sebelum mulai mengiringi nyanyian Jemaat. Ingatlah bahwa kita bermain musik untuk mengiringi Jemaat bernyanyi memuji Tuhan, dan bukan bermain musik di tempat-tempat umum lainnya. Selain itu, hal ini akan membantu pemusik lebih tenang dan percaya diri.
Sumber :
Tips Mengiringi Nyanyian Jemaat
ARTIKEL UNTUK WORSHIP LEADER/SINGER/PEMUSIK: PELAYAN JUGA PERLU MAKAN
Lukas 10:42
… Maria telah menentukan belahan yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Seiring dengan terbukanya wawasan dan pemahan saya wacana apa itu pelayanan, makin usang saya makin sadar bahwa kita yang melayani harus juga dilayani atau mungkin bahasa yang tepat ‘di kenyangkan’ oleh kuliner rohani.
Karena itulah Tuhan Yesus katakan kepada Marta bahwa Maria telah menentukan belahan yang terbaik. Kalau kita telusuri lebih dalam lagi dalam teks yang ada, bahwa Maria menentukan untuk duduk di kaki Tuhan dan mendengarkan suara-Nya berkata-kata, sedangkan Martha sibuk melayani dan mempersiapkan makanan.
Sebagai pelayan Tuhan di gereja, sering dengan sadar atau tidak sadar kita mengabaikan hal ini. Contoh sederhana yang sanggup kita lihat, sesudah kebanggaan dan penyembahan pendeta naik ke mimbar untuk berkotbah, tetapi para musisi pun mencari program sendiri di luar, bergurau, ngomong-ngomong sendiri dan bahkan yang parahnya ada yang sambil merokok.
Pada awal saya melayani saya pun sempat menyerupai itu, ketika kotbah disampaikan, kita keluar dari gereja dan mulai buat program sendiri, ngobrol-ngobrol dengan pelayan lainnya (meski tidak sambil merokok). Tetapi saya dinasehati oleh orang renta saya, supaya pada waktu kotbah disampaikan, kita sebagai pelayan pun harus duduk mendengarkan firman Tuhan menyerupai jemaat lain. Kita pun perlu diisi oleh firman Tuhan.
Beberapa hamba Tuhan kadang mewajibkan para musisi tetap di tempatnya. Pengalaman saya ketika main musik dan yang berkotbah Pdt. Ronny Daud Simeon, dia minta kita tetap di tempat. Saya yakin alasan paling utama yaitu supaya kita dengar firman Tuhan dan yang kedua bila mendadak dia mau nyanyi, kita siap.
Sebagai seorang pelayan di gereja, apapun bentuk pelayanan kita, ketika waktunya kotbah dan firman disampaikan, kita mesti duduk dan memperhatikan firman Tuhan. Sadar atau tidak sadar, Iblis berusaha untuk selalu menarik hati kita dengan banyak sekali macam cara, tidak ada cara lain untuk melawan godaan Iblis yang begitu luar biasa sekarang, hanya dengan firman itu. Iman kita bertumbuh lantaran firman (Roma 10:17), bukan hanya lantaran sekedar melayani Tuhan di gereja, tetapi lantaran kita memakan firman itu. Itulah juga alasan mengapa hal ini diungkapkan dalam kisah pencobaan di padang gurun”
Matius 4:3-4 3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” 4 Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari verbal Allah.”
Kalau kita punya perilaku yang tidak menghargai firman, terbiasa tidak mendengar kotbah, mari kita berubah dan meneladani Maria. Dan dengan pendengaran dogma kita mendengar hal yang sama menyerupai yang Tuhan Yesus katakan kepada Marta, “ Semmy telah menentukan belahan yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Melayani Tuhan itu penting, tetapi yang terpenting yaitu mendengar Ia berkata-kata.
1 Petrus 2:2
Dan jadilah sama menyerupai bayi yang gres lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kau bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Firman Tuhan menghindarkan kita dari berbuat dosa yang ujungnya yaitu maut-neraka, firman Tuhan mengarahkan kita pada keselamatan kekal di dalam Tuhan Yesus.
Sekali lagi, jangan lupa … pelayan juga perlu makan … yaitu firman Tuhan. (+++ by. Semmy)
IV. ARTIKEL UNTUK WORSHIP LEADER/SINGER/PEMUSIK: KETIKA ANDA JADI JEMAAT
Dalam banyak sekali kesempatan pelayanan di beberapa denominasi gereja, terkadang saya harus menjadi seorang musisi yang cuek. Cuek disini bukan berkonotasi negatif, tetapi hirau taacuh akan suasana ibadah and just worship God!
Pernakah Anda sebagai seorang musisi atau singers atau WL hadir dalam ibadah di gereja lain dan Anda merasa bahwa suasana ibadah, khususnya kebanggaan penyembahan betul-betul merusak konsentrasi Anda. Mungkin Anda pernah, dan buat saya hal ini sering saya alami. Hal ini biasanya timbul jawaban model permainan dari musisi yang amburadul dan semaunya saja.
Memang mau tidak mau kita harus sadar bahwa tidak semua gereja mempunyai personil dan peralatan yang bagus. Ketika menghadiri sebuah kebaktian, terkadang saya melihat peralatan yang sangat terbatas dan yang lebih ‘parahnya’, kemampuan si pemusik yang terbatas sehingga permainannya cenderung show off & kacau. Karena kita terbiasa mendengar musik yang bagus, kesannya kita jadi ‘senewen’ mendengarnya. Jadinya sepanjang puji-pujian, kita tidak sanggup berkonsentrasi untuk mengikuti ibadah, tetapi mengomel lantaran permainan musik yang buruk.
Apakah hal ini salah? Buat saya ini normal, apalagi bila kita sudah terbiasa mendengarkan permainan musik yang ok dari sebuah worship team, tetapi akan menjadi bumerang buat kita jikalau hal mengakibatkan kita kehilangan konstrasi untuk menyembah Allah.
Makara bagaimana? Saya berpendapat, bahwa kedua pihak harus membenahi diri, si musisi yang permainnya jelek harus meningkatkan kemampuannya, sehingga bisa menghasilkan permainan yang lebih teratur dan manis untuk di dengar. Dengan mempertajam skill maka pasti permainannya tidak merusak suasana dan konsentrasi para jemaat yang beribadah, apalagi kalau ada jemaat yang mempunyai kuping yang peka. Di sisi lain, anggota jemaat atau siapa saja yang hadir dalam kebaktian tersebut hendaknya tetap mengarahkan hatinya untuk memuji dan menyembah Allah, disinilah yang saya maksud dengan Musisi ‘Cuek’, terkadang kita harus ‘cuek’. (+++ by. Semmy)
V. ARTIKEL UNTUK PEMUSIK: TERLALU NGE-FLOW
Dalam ibadah-ibadah minggu yang saya ikuti, saya melihat ada beberapa tanda-tanda yang kelihatannya ‘baik’, tapi bisa membuat suasana ibadah menjadi kacau. Salah satuya tanda-tanda musisi yang terlalu ‘ngeflow’
Sebagai keyboardist gereja terkadang saya mengalami tanda-tanda ini, lantaran keasikan worship, sampai-sampai kita sebagai musisi, apalagi sebagai leader, sudah ngeflow sendiri tanpa memperhatikan yang lain, termasuk memperhatikan pemimpin pujian. Sehinngga pada dikala WL menawarkan aba-aba, kita tidak lagi memperhatikannya. Hal ini bisa lebih parah bila dalam bermain musik, kita worship sambil menutup mata.
Menurut hemat saya, setiap musisi khususnya yang memegang lead instrumen hendaknya selalu ‘sadar’ dan selalu konsentrasi kepada arahan dari pemimpin pujian. Tidak ada salahnya worship dikala memainkan instrumen kita, tapi jangan terlalu asyik sendiri, sehingga kita berjalan sendiri tanpa memperhatikan WL.
Terkadang hal ini sanggup mengakibatkan suasana ibadah terganggu lantaran adanya ketidakharmonisan dan ketidaksinkronan antara musisi dan WL. Kita bisa worship sendiri jikalau sedang practice atau bermain sendiri di rumah, so every day worship God, tetapi hari minggu seharusnya kita tetap keep our concentration and our eye to the Worship Leader. (+++ by Semmy)
====================
.KORELASI PUJIAN DAN PENYEMBAHAN TERHADAP KERINDUAN MELAYANI
1. Pujian dan penyembahan membuat seseorang semangat untuk melayani Tuhan.
Pujian dan penyembahan membawa seseorang semakin mengenal Allah dan semakin menyadari kasih Allah dalam hidupnya, ia juga menyadari kebaikan Allah dan derma Allah dalam kehidupannya. Keadaan tersebut akan membuat seseorang melaksanakan apa saja yang Allah kehendaki dalam kehidupannya, termasuk diantaranya yaitu melayani Tuhan. Sebagai pola rasul Petrus, ketika Yesus bertanya kepadanya, bila ia (Petrus) mengasihi-Nya, maka Yesus meminta nya untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Dalam arti melayani Dia (Yoh. 21:15-17).
2. Pujian dan penyembahan membuat seseorang rindu untuk memberitakan injil.
Pujian dan penyembahan dan penginjilan merupakan suatu kesatuan, artinya bahwa dalam kebanggaan dan penyembahan sedang menceritakan keagungan Allah, ke- Maha Kuasaan Allah serta perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang lain (Mzm. 40:4). Sebagai pola Paulus dan Silas menaikkan kebanggaan dan penyembahan ketika mereka sedang berada dalam penjara (Kis. 16:25). Mereka melaksanakan penginjilan melalui kebanggaan dan penyembahan, sehingga kepala penjara bertobat beserta seluruh keluarganya (ay. 30-34).
Seseorang yang memuji dan menyembah Allah, berarti bahwa ia bersyukur atas kasih dan karunia Allah, atas ke-Maha Kuasaan Allah dalam hidupnya. Sehingga ia rindu untuk apa yang telah Allah perbuat dalam hidupnya supaya orang lain juga mengalaminya, dengan cara memberitakan injil.
3. Pujian dan penyembahan mengakibatkan seseorang semakin mengenal Allah.
Pujian dan penyembahan merupakan wadah dimana umat Allah sanggup bersekutu dengan Allah. Pujian dan penyembahan memimpin komplotan orang-orang percaya kepada Allah.58 Persekutuan dengan Allah membuat orang-orang lebih mengenal Allah, mengenal kasih karunia-Nya, kebesaran-Nya, serta kemurahan-Nya. Semakin orang percaya membangun relasi dengan Allah melalui kebanggaan dan penyembahan, semakin mereka mengenal Allah dalam kehidupan mereka.
4. Pujian dan penyembahan mempererat relasi sesama tubuh Kristus.
Pujian dan penyembahan yang dinaikkan kepada Allah dengan bersehati memuliakan Allah, akan sanggup meningkatkan ikatan kasih kepada sesama. Sehingga anggota tubuh Kristus akan merasa satu dalam Tuhan Yesus Kristus. Melalui kebanggaan dan penyembahan membuat suatu kesadaran bahwa orang yang memuji dan menyembah Allah tidak merasa sendiri, melainkan ia termasuk bilangan orang-orang percaya yang memuji dan menyembah Tuhan.
Persekutuan orang-orang percaya yang memuji dan menyembah Allah, membuat mereka sanggup mengerti satu dengan yang lain, mendapatkan segala kelebihan dan kekurangan, memahami kebutuhan satu dengan yang lain dengan cara mengaplikasikan kasih yang merupakan perintah Allah dalam firman-Nya.
Dengan demikian sanggup disimpulkan bahwa kebanggaan dan penyembahan yang dinaikan kepada Allah oleh orang-orang percaya dalam tubuh Kristus, akan mempererat komplotan diantara mereka. Akibat yang timbul, mereka sanggup saling memahami kebutuhan, saling membangun, saling menerima, saling menolong dan saling menguatkan.
5. Pujian dan penyembahan membuat seseorang rindu untuk menolong sesama.
Allah menyatukan sifat serta gambar diri-Nya dalam diri insan pada dikala mereka memuji dan menyembah Allah. Ketika umat Allah menyambut-Nya dalam kebanggaan dan penyembahan berarti mereka mengizinkan Allah untuk berkuasa atas kehidupan mereka. Sehingga sifat-sifat Allah termanifestasikan dalam kehidupan orang-orang percaya kepada sesama. Sebagai pola menyayangi sesama yaitu tindakan penyembahan Sang Pencipta Kasih yaitu Allah.59 Ketika insan menyayangi sesama maka ekspresi yang diwujudkan dalam mengungkapkan rasa kasih mereka yaitu menolong sesama.
====================
TINJAUAN PUSTAKA
A.PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
1.Pujian
a.Definisi Pujian
Pujian yaitu ekspresi insan berupa ungkapan hati yang ditujukan kepada Allah, sebagai tanggapan atas perbuatan-Nya dan juga atas diri pribadi Allah sendiri. Sebagai pola pada dikala bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan diselamatkan oleh Allah dari pengejaran bangsa Mesir, pada dikala itulah kebanggaan dinaikkan kepada Allah sebagai ungkapan hati mereka yang penuh sukacita atas apa yang telah Allah lakukan kepada mereka (Kel. 14-15).
Pujian tumbuh dari rasa syukur kepada Allah, yaitu ketika Allah turut mengambil belahan dalam problema kehidupan, maka pada dikala itulah rasa syukur dan terima kasih tercipta melalui pujian. Rasa syukur itulah yang menjadi pelopor untuk memuji Allah. Pujian melibatkan pikiran yang yang tertuju kepada Allah kemudian diwujudkan dalam tindakan yang merupakan perbuatan yang memuji Allah.
Pujian kepada Allah lahir dari keputusan untuk bersedia memuji, yang berarti terlepas dari keadaan atau perasaan baik atau buruk, lantaran intinya kebanggaan didasarkan atas kebesaran Allah.1 Artinya respons yang terjadi atas perbuatan Allah yang memperlihatkan kebesaran Allah, sehingga insan memuji Allah atas kebesaran-Nya dalam perbuatan-Nya atas kehidupan manusia. Pujian menawarkan kekuatan untuk meraih kemenangan atas masalah, tekanan dalam kehidupan manusia. Pujian yaitu merupakan senjata yang Allah letakkan dalam diri setiap orang-orang percaya semenjak mulai ada dalam dunia (Mat. 21:16) untuk mengalahkan kuasa kegelapan.
Pujian merupakan ekspresi dogma yang memperlihatkan kepercayaan insan kepada-Nya atas kuasa-Nya yang bekerja dalam diri tiap orang percaya. Ekspresi dogma yang percaya bahwa Allah menyayangi semua orang khususnya yang percaya kepada-Nya. Sehingga Allah melimpahkan berkat serta mujizat dalam kehidupan orang percaya.
Pujian diberikan kepada Allah lantaran memang Allah layak dipuji (Mzm. 135). Pujian yang dinaikkan kepada Allah tidak menghipnotis eksistensi Allah sebagai Allah, lantaran Ia tetap yaitu Allah lepas dari apakah insan memuji Dia atau tidak.
b.Istilah Pujian dalam Alkitab
(1)Dalam Perjanjian Lama
(a)Halal
Halal mempunyai arti membanggakan, merayakan, menghargai. Kata halal berasal dari kata helel yang berarti pemancaran benda-benda sorgawi. Makara maksud dari kata halal yaitu menjadi terang bercahaya (transparan), menyanjung, merayakan dengan sorak-sorai. Kata halal dalam Perjanjian Lama digunakan sebanyak 113 kali. Bentuk kebanggaan ini harus dipersembahkan dalam suatu perilaku kegirangan.2 Contoh puji-pujian dalam Mazmur. 44:9 “Karena Allah, kami nyanyikan puji-pujian”; Mazmur. 18:4 “Terpujilah Tuhan”. Ada kesan bahwa umat Allah harus bermegah-megah mengenai Tuhan.3
(b)Zamar
Zamar mempunyai arti memainkan beberapa alat musik, menawarkan kebanggaan atau menyanyikan pujian, bermazmur, puji-pujian yang dinyanyikan dengan diiringi dengan alat musik.4 Contoh ayat dalam Firman Tuhan yaitu dalam Mazmur 47: 6-7; 57:8-9; 68:4-5; 144:9; 147:7
(c)Yadah
Yadah mempunyai arti bersyukur atau memuji, pujian, mengakui, berterima kasih.5 Mengungkapkan suatu tindakan rasa syukur dan terima kasih yang keluar dari hati (Mzm. 111:1; 42:5; 20:1; 43:4)
(d)Sabach
Sabach mempunyai arti pujian, kemenangan, kemuliaan, pemujaan dengan bunyi keras.6 Kata ini menggambarkan ketika umat Israel berada dalam tabernakel dimana semua orang memuji Tuhan dengan bunyi gaduh. (Mzm. 63:4; 117:1).
(e)Tehillah
Tehillah mempunyai arti penyanjungan, sebuah kidung kebanggaan yang selayaknya lantaran kebajikan-kebajikan. Menyanyi dengan luapan sukacita. Cara ini digunakan dalam konteks sukacita yang meluap-luap. Kata ini digunakan dalam Perjanjian Lama sebanyak 57 kali.7 Contoh dalam Bibel yaitu dalam Mazmur 40:3; 22:4; 33:1; 34:2.
(2)Dalam Perjanjian Baru
(a)Epainos
Epainos mempunyai arti kebanggaan atau penghargaan. Berasal dari bahasa Yunani yang berafiliasi dengan kemuliaan Allah.8 Contoh dalam Firman Allah yaitu dalam Matius 21:16 yang dalam bahasa Inggris yaitu Laudation, Praise.
(b)Eulogeo
Eulogeo mempunyai arti memuji, menyanjung.9 Contoh dalam Bibel yaitu dalam Matius 21:9 yang menggunakan kata Eulogemenos yang berarti Blessed yaitu memuji; Markus 11:9; Lukas 1:64; 2:28.
(c)Ainos
Ainos berasal dari kata Aineo yang mempunyai arti memuji, menyanjung. Dalam Perjanjian Baru, kata ini digunakan sebanyak 8 kali. Contoh dalam Matius 21:16 menggunakan kata Ainon yang dalam bahasa Inggris disebutkan Praise of God yang berarti memuji Allah; Lukas 18:43. Kata Ainos juga diartikan sebagai kebanggaan yang dihubungkan dengan suatu keagamaan.10
(d)Humneo
Humneo mempunyai arti pujian, menyanyi atau memuji, menyanjung.11 Contoh ayat dalam Firman Tuhan yaitu dalam Markus 14:26 yang dalam bahasa Inggris disebutkan to celebrate God in song yang berarti menyanjung Allah dengan nyanyian.
2.Penyembahan
a.Definisi Penyembahan
Penyembahan lahir dari pengenalan akan Allah. Pengenalan akan Allah tersebut lahir dari inisiatif Allah yang terlebih dahulu menyatakan diri-Nya kepada manusia, yaitu lewat karya penebusan-Nya di kayu salib untuk memperlihatkan kasih-Nya kepada manusia. Sehingga dari kasih Allah tersebut, menimbulkan kasih dalam diri orang percaya. Ketika orang percaya benar-benar menyayangi Allah berarti dalam seluruh kehidupannya, mereka menempatkan Allah menjadi yang terutama. Menurut Zschech “Inti penyembahan yaitu pada dikala orang percaya telah menawarkan tempat yang terutama bagi Tuhan, dan hal itu yaitu hal yang mutlak dalam penyembahan.12”
Penyembahan yaitu tindakan yang dipenuhi pemujaan, rasa tunduk dan hormat kepada Tuhan (Mzm. 95:1-2; 96:1-3). Dalam hal ini juga penyembahan merupakan tindakan roh insan dikala berkomunikasi dengan Allah yang terwujud dalam ekspresi lahiriah. Artinya, ketika roh insan menyembah Allah, ungkapan hati mereka diwujudkan dalam ekspresi fisik yang bervariatif.
Penyembahan merupakan sebuah agresi yang bebas dalam mengekspresikan kasih kepada Allah (Mzm. 18:1-2). Artinya bahwa penyembahan sanggup terjadi kapan saja. Karena penyembahan tidak tergantung pada situasi atau hal-hal yang berada di luar insan seperti, sarana atau akomodasi yang sekirannya sanggup membantu penyembahan insan kepada Allah, dan tempat yang juga sekirannya dianggap sanggup mewadahi penyembahan insan kepada Allah. Penyembahan merupakan suatu bentuk respon yang tepat kepada Allah yang telah menawarkan segala sesuatu, yang bertahta dalam kekekalan, kepada Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan. Penyembahan yaitu menyembah dengan seluruh eksistensi diri insan yang mempunyai pikiran dan perasaan dan kehendak yang ditaklukkan di bawah kaki Kristus.
Penyembahan yaitu bertemu dengan Allah, mengenal serta mengalami ke dalam diri-Nya, memberi syukur serta kebanggaan atas apa yang telah Ia perbuat.
Menyembah berarti bahwa umat Allah atau orang-orang percaya sedang menyambut Allah untuk berkuasa atas pribadi mereka, menyatukan sifat serta gambar diri-Nya dalam kehidupan mereka, sehingga dibawa kepada suatu tujuan yaitu menjadi serupa dengan Kristus.
b.Istilah Penyembahan dalam Alkitab
(1)Dalam Perjanjian Lama
(a)Barak
Barak mempunyai arti berlutut, memuliakan Allah (sebagai suatu tindakan memuja). Kata ini ditemukan sebanyak 289 kali dalam Perjanjian Lama. Contoh dalam Firman Tuhan yaitu dalam Ulangan 8:10; Mazmur 10:1. Dalam Ulangan 8:10 menggunakan kata Baw-rak yang berarti to kneel to bless God as an act of adoration yaitu bersujud dengan maksud untuk memuji Allah sebagai suatu tindakan memuliakan Allah13.
(b)Sachah
Sachah mempunyai arti menyembah, meniarapkan diri, membungkuk, menundukkan badan, melaksanakan penyembahan. Secara spesifik kata ini digunakan untuk mengartikan kata bersujud, berharap sebagai tindakan penghormatan.14 Contoh dalam Firman Tuhan yaitu dalam Kejadian 37:7, 9, 10, 12; Imamat 26:1 menggunakan kata Sachah yang mempunyai arti Prostrate; especialy reflex in homage to royalty or God yaitu bersujud; khususnya suatu tindakan dalam penghormatan kepada raja atau kepada Tuhan. Arti yang lain yaitu Bow down yang berarti bersujud
(2)Dalam Perjanjian Baru
(a)Latrueo
Latrueo mempunyai arti melayani, menyembah Allah dengan taat dalam setiap upacara yang diadakan untuk menyembah Dia.15 Dalam Perjanjian Baru, kata ini digunakan sebanyak 21 kali. Dan dalam Perjanjian Lama digunakan sebanyak 90 kali. Contoh dalam Bibel yaitu dalam Lukas 2:37; Kisah para rasul 26:7; Ibrani 12:8. kata Latrueo digunakan dalam konteks pelayanan suatu ibadah, artinya bahwa kata ini sering digunakan dalam hubungannya dengan penyembahan ceremonial dalam tata cara pengorbanan dalam Perjanjian Lama. Sedangkan dalam Perjanjian Baru kata ini menyatakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang Ibrani16, yang pelayanannya bukan ditujukan kepada orang lain melainkan kepada Allah.
(b)Sebomai
Sebomai mempunyai arti menyembah. Kata Sebomai berasal dari kata Sebas” yang berarti takut yang mengacu kepada pengertian suatu kekaguman. Dalam Perjanjian gres istilah ini digunakan sebanyak 8 kali.17 Contoh dalam Bibel yaitu dalam Markus 7:7 Sebomai yang berarti to revere yang berarti memuja, Adore yang berarti menyanjung dan Worship yang berarti menyembah.
(c)Proskuneo
Proskuneo berarti penyembahan (Yoh. 4:20-24), melaksanakan penghormatan kepada…, Prostration in homage yang berarti sujud dalam penghormatan. arti lain yaitu mencium sebagai bukti penghormatan. Kata ini digunakan sebanyak 60 kali dalam Alkitab.18
3.Pujian dan Penyembahan
a.Pujian dan penyembahan dalam Alkitab
(1)Makna Pujian dan Penyembahan dalam Perjanjian Lama
Pujian dan penyembahan dalam Perjanjian Lama bersifat progresif yang terus berkembang dan berkesinambungan. Ketika Allah menyatakan diri kepada umat-Nya selalu diubahsuaikan dengan keadaan serta situasi yang senantiasa berubah-ubah dikala itu. Selain itu kebanggaan dan penyembahan pada masa Perjanjian Lama bersifat Liturgikal19, yaitu bahwa Allah menetapkan suatu tata cara kepada umat-Nya supaya mereka sanggup menghampiri Allah. Satu ciri khas liturgikal kebanggaan dan penyembahan yang dilakukan umat Israel yaitu berupa pengorbanan.
Pengorbanan merupakan unsur dalam kebanggaan dan penyembahan umat Israel. Pengorbanan ini bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan serta pengampunan atas dosa-dosa mereka. Mempersembahkan korban yaitu suatu jalan untuk memulihkan komplotan insan dengan Allah.
Makna kebanggaan dan penyembahan dalam Perjanjian Lama yaitu bahwa umat Israel pada masa itu mempunyai tradisi dalam penyembahan yang bersifat keimamatan, pemujaan, ketundukan kepada otoritas tertinggi dan bersifat turun temurun.20 Artinya bahwa tradisi dalam penyembahan mereka kepada Allah ialah melalui imam yang bisa berafiliasi eksklusif kepada Allah. Dan imam tersebut yaitu jabatan yang bersifat turun temurun yang berasal dari keturunan Lewi. Dan dalam kehidupan pemerintahan umat Israel secara eksklusif tunduk kepada Allah sebagai penguasa tertinggi dan dalam penyembahan atau pemujaan mereka yaitu ditujukan secara eksklusif kepada Allah sebagai otoritas atau pemegang kekuasaan tertinggi. Selain itu makna kebanggaan dan penyembahan dalam Perjanjian Lama, tepatnya yaitu respons atau tanggapan atas perbuatan Allah dalam kehidupan umat Israel dikala itu.
Sehubungan dengan kebanggaan dan penyembahan umat Israel dikala itu, Allah menentukan kemah suci sebagai tempat Ia hadir secara khusus dalam menyatakan diri-Nya.
Makna kebanggaan dan penyembahan dalam Perjanjian Lama, khususnya pada jaman sebelum masa keluarnya bangsa Israel dari Mesir yaitu respon atau tanggapan atas pernyataan Allah kepada manusia, respon atau tanggapan yang menyatakan keyakinan atau ucapan syukur atas janji-janji Allah dikala Ia menyatakan Diri. Sebagai pola pada masa Abraham, Ishak dan Yakub, Allah sering menampakkan kepada mereka dengan menyatakan bahwa Dia yaitu Allah yang kudus dan Allah yang menggenapi setiap janji-janji-Nya.
(2)Makna Pujian dan Penyembahan dalam Perjanjian Baru
Pujian dan penyembahan dalam Perjanjian Baru yaitu penggenapan pewahyuan Allah selama masa Perjanjian Lama yaitu pernyataan diri Allah kepada umat Israel yang bertujuan untuk memperkenalkan diri-Nya supaya terjadi relasi antara Allah dengan umat-Nya.
Penggenapan tersebut terjadi dalam pribadi Yesus Kristus (Yoh. 1:18). Yesus telah menjadi dasar kebanggaan dan penyembahan. Umat Allah tidak lagi menghadap Allah dengan suatu bentuk liturgi umat Israel pada masa Perjanjian Lama, melainkan dalam Roh dan Kebenaran (Yoh. 4:23-24).
Adapun makna kebanggaan dan penyembahan dalam Perjanjian Baru yaitu Yesus memulihkan kembali komplotan antara insan dengan Allah melalui karya penebusan-Nya. Keselamatan yang dianugerahkan oleh Yesus merupakan penggenapan dari pewahyuan Allah, McArthur mengatakan: “Bapa mengutus Kristus untuk mencari dan menyelamatkan dengan tujuan khusus, untuk menghasilkan umat yang menyembah.21” Sehingga orang-orang percaya sanggup menyembah kepada Yesus dalam Roh dan kebenaran (Yoh. 4:23-24).
Menurut Barclay kebanggaan dan penyembahan dalam Perjanjian Baru “Seperti terkoyak dan tersingkapnya tabir bait suci yang membuka jalan ke hadirat Allah, demikian halnya tubuh Kristus menyingkapkan kebesaran yang sepenuhnya dari kasih-Nya yang sekaligus membuka jalan menuju kepada Allah.22” Yaitu wacana Yesus sebagai jalan kebenaran dan hidup (Yoh. 14:6).
Makna kebanggaan dan penyembahan dalam Perjanjian Baru selain pada dikala Yesus yang menyampaikan kepada perempuan Samaria (Yoh. 4:23) wacana penyembahan yang benar yaitu terutama wacana Roh dan Kebenaran23, tradisi penyembahan dalam Perjanjian Baru sesudah masa Yesus yaitu bersifat perhimpunan atau perkumpulan. Contoh dalam Kisah para rasul 2:46.
b.Dampak kebanggaan dan penyembahan
Pada dikala kebanggaan dan penyembahan dinaikkan kepada Allah dengan penuh iman, maka dogma yang memperlihatkan kepercayaan bahwa Allah bekerja dengan kuasa-Nya di dalam diri insan sehingga mendatangkan kekuatan yang sanggup mengubah keadaan. Seperti pada dikala insan diperhadapkan dengan tekanan atau permasalahan, maka dogma yang menyatakan kepercayaan insan tersebut kepada Allah, yakin bahwa Allah bekerja dalam dirinya untuk memberi kemampuan dalam mengatasi masalah. Sebagai pola ketika raja Yosafat menaikkan kebanggaan (ay. 19) dan penyembahan (ay. 18) kepada Allah disertai dengan dogma sehingga mendatangkan kekuatan yang mengalahkan situasi terjepit (II Taw. 20:1-30).
Allah dari semula meletakkan kebanggaan dalam verbal setiap orang percaya sebagai senjata untuk membungkam musuh (Mat. 21:16), berdasarkan Cornwal mengatakan:
“Pujian yaitu sangat berkuasa, keefektifannya abadi, lantaran pujianlah umat Allah sanggup bertindak dalam dunia roh. Pujian menyanggupkan umat Allah bertempur melawan orang-orang durhaka, kuasa-kuasa kegelapan serta memperoleh kemenangan atas mereka.24”
Pada dikala menaikkan kebanggaan dan penyembahan, berarti menawarkan atau menyalurkan kuasa Allah dalam diri insan atau Allah memampukan orang percaya yang pada kesannya sanggup mengubah keadaan serta memberi dampak. Dampak yang terjadi pada dikala kebanggaan dan penyembahan dinaikkan antara lain;
(1)Musuh sanggup dikalahkan.
Pada dikala umat Allah meninggikan nama Allah dalam kebanggaan dan penyembahan, pada dikala yang sama pula kuasa kegelapan dihancurkan. Sebagai pola pada dikala raja Saul diganggu oleh roh jahat, Daud diperintahkan oleh raja Saul untuk menghiburkan hatinya. Pada dikala Daud menaikkan kebanggaan dan penyembahan kepada Allah melalui permainan kecapi, maka pada dikala yang sama pula roh jahat undur dari pada raja Saul (I Sam. 16:14, 16, 19, 22-23).
Pujian dan penyembahan merupakan sarana yang Allah pakai dalam menyatakan kuasa-Nya untuk mengusir kuasa kegelapan yang mengikat kehidupan insan pada masa kini. Pada dikala kebanggaan dan penyembahan dinaikkan kepada Allah, dikala itu juga Allah berperang secara adikodrati melawan kuasa-kuasa kegelapan.25
(2)Pujian dan penyembahan sanggup mempererat relasi insan dengan Allah.
Allah memanggil orang percaya kepada suatu pengenalan yang intim dengan Allah. Allah ingin supaya umat Allah secara pribadi sanggup mengenal-Nya. Pujian dan penyembahan yaitu salah satu cara dimana Allah menyatakan diri-Nya untuk sanggup dikenal oleh umat-Nya. Menurut Hinn: “Pujian memperkenalkan saya kepada Dia, dan penyembahan yaitu ketika saya menyerahkan hati saya kepada-Nya.26” Dengan demikian melalui kebanggaan dan penyembahan selain akan membuat orang-orang percaya bertumbuh dalam kehidupan kekristenan mereka, juga sanggup membuat mereka bertumbuh dalam pengenalan kepada Kristus.
Pujian dan penyembahan yang dilakukan umat percaya dengan hati yang lapang dada dan penuh kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan, mengakibatkan mereka semakin menyadari kuasa, kebesaran serta kasih, kesetian serta keajaiban Allah dan semakin mereka membangun relasi intim dengan Tuhan.
(3)Pujian dan penyembahan menawarkan kekuatan bagi orang percaya.
Pujian dan penyembahan yaitu salah satu cara umat Allah untuk mengekspresikan dogma kepada Allah. Manusia cenderung menjadi lemah pada dikala menghadapi suatu permasalahan. Bila kebanggaan dan penyembahan dinaikkan kepada Allah, dengan dogma yang penuh keyakinan sebagai perilaku yang penuh syukur, maka Allah akan bertindak (Ayb. 9:16; Mzm. 3:5; 18:7). Sebagai pola raja Daud menaikkkan kebanggaan dan penyembahan pada dikala ia berada dalam pengejaran.
c.Alasan Manusia Memuji dan Menyembah Allah
Sebagai umat Allah yang telah mengalami penebusan oleh darah Yesus harus sanggup mengerti betapa pentingnya hidup dalam komplotan dengan Allah, lantaran sangat besar keuntungannya apabila umat Allah memuji dan menyembah Allah dalam suatu kehidupan yang bersekutu dengan Allah. Ada beberapa alasan mengapa umat Allah memuji dan menyembah Allah.
(1)Manusia diciptakan oleh Allah untuk memuji dan menyembah Allah. Dalam Katekismus singkat Westminster mencatat bahwa tujuan Allah ketika membuat insan yaitu mempermuliakan Allah serta memperkenankan Dia selamanya. (Why. 4:11; Mzm. 73:25-26; I Kor. 10:31).27
(2)Allah memerintahkan insan untuk melaksanakan hal itu (Mzm. 150:1).
(3)Allah bersemayam diatas kebanggaan umat-Nya (Mzm. 22:4).
(4)Allah patut dipuji atas semua perbuatan-Nya (Mzm. 135)
(5)Allah layak atas penyembahan manusia. Kebesaran Allah dan kebaikan-Nya yang tidak terbatas, membuat Dia memang layak atas ratifikasi dan penghargaan insan sebagai Allah yang Maha Kuasa.
(6)Allah memberi kemampuan ilahi kepada setiap orang percaya yang telah ditebus oleh darah Yesus. Kemampuan ilahi itu yaitu memuji dan menyembah Allah.
(7)Pujian dan penyembahan yaitu ungkapan hati insan yang penuh sukacita dan ucapan syukur serta terima kasih dengan cara berupa perilaku penghargaan dan penghormatan yang ingin ditujukan kepada Tuhan.
(8)Pujian dan penyembahan yaitu sebagai senjata rohani yang Allah tempatkan dalam diri orang-orang percaya untuk mengalahkan musuh (Mzm. 149:6-9).
(9)Pujian dan penyembahan kepada Allah mendatangkan mujizat (II Taw. 20:21).28
(10)Pada dikala memuji dan menyembah Allah, maka relasi dan pengenalan kepada Allah semakin bertumbuh.
(11)Pujian dan penyembahan yang dinaikkan kepada Allah, menyenangkan hati Allah.
(12)Pujian dan penyembahan mewujudkan suatu kehidupan yang memuliakan Allah.
d.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pujian dan Penyembahan
(1)Roh Kudus
Roma 8:15-16 “Sebab kau tidak mendapatkan roh perbudakan yang membuat kau menjadi takut lagi, tetapi kau telah mendapatkan Roh yang menjadikan kau anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”, Roh itu bersaksi tolong-menolong dengan roh kita, bahwa kita yaitu bawah umur Allah”. Roh Kudus memampukan orang-orang percaya untuk sanggup bersekutu dengan Allah, dengan bersaksi tolong-menolong mereka yang menyatakan bahwa mereka yaitu bawah umur Allah.
(2)Sumber daya manusia
Faktor sumber daya insan juga menentukan kualitas dalam pelayanan kebanggaan dan penyembahan. Dengan kata lain, adanya orang-orang yang berkualitas dalam bidang kebanggaan dan penyembahan. Sebagai pola orang yang melayani khusus di bidang musik, orang yang khusus melayani sebagai penyanyi dan pemimpin pujian. Dengan kata lain yaitu orang-orang yang terpilih untuk dihadapan Tuhan sebagai imam yang membawa umat Allah ke hadapan Allah.
Kualitas dari keindahan musik itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan dari orang yang memainkannya, walaupun dalam pelayanan kebanggaan dan penyembahan keahlian dalam memainkan suatu alat musik tidak mutlak diperlukan, tetapi akan lebih baik apabila kemampuan yang baik dari orang-orang yang berkualitas dalam bidang masing-masing tersebut disertai dengan pimpinan Roh Kudus.
(3)Sarana atau Fasilitas
Musik merupakan pendukung kebanggaan dan penyembahan juga merupakan sarana ungkapan terima kasih dan rasa syukur umat Allah atas kehidupan yang telah diubahkan. Musik juga sanggup digunakan untuk mengungkapkan kekaguman atas pribadi Yesus sebagai Allah pencipta, penebus dan sebagai juru selamat.
Dalam Firman Allah, musik diperdengarkan pada dikala bangsa Israel bebas dari pengejaran bangsa Mesir, dikala itulah kebanggaan dan penyembahan dinaikkan kepada Allah dengan diiringi oleh permainan kecapi dan rebana (Kel. 15:20).
Alat musik yaitu komponen penunjang kebanggaan dan penyembahan. Dalam Perjanjian Lama, pada masa raja Daud, atas perintah Tuhan melalui nabi-Nya yang berjulukan Gad sang pelihat, supaya ditempatkan dalam rumah Tuhan yaitu orang-orang Lewi dengan ceracap, gambus dan kecapi (II Taw. 29:25). Dan pada masa kini ini, alat musik tetap merupakan komponen penunjang dalam kebanggaan dan penyembahan.
e.Hambatan dalam Pujian dan Penyembahan
Roma 7:18-19 “Sebab saya tahu bahwa di dalam aku, yaitu di dalam saya sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada didalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang saya kehendaki yaitu yang baik, yang saya perbuat, melainkan apa yang tidak saya kehendaki yaitu yang jahat yang saya perbuat”.
Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa bergotong-royong dalam diri insan menghendaki apa yang baik tetapi tidak sanggup melaksanakannya. Tetapi perbuatan-perbuatan yang tidak baik yang tidak ingin dilakukan justru dilakukan.
Ini yaitu sebuah pergumulan dalam diri manusia, pada dikala hendak memuji dan menyembah Allah. Sebuah kekuatan yang ada dalam diri insan yang berusaha mencegah keintiman pribadi dengan Allah yaitu diri insan itu sendiri. Antara lain dosa, kebiasaan, perasaan bersalah atau intimidasi iblis, aktivitas, tekanan atau permasalahan.
(1)Dosa
Matius 5:23-24 menyampaikan “Sebab itu, bila engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, kemudian kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” Penghalang relasi orang percaya dengan Allah yaitu dosa. Allah tidak berkenan atas dosa, pada dikala hendak menghadap Dia dalam kebanggaan dan penyembahan. Dosa yaitu penghalang relasi antara Allah dengan umat-Nya dan merupakan penghalang untuk sanggup masuk dalam hadirat Allah. Allah menghendaki umat-Nya berseru dengan hati yang murni (II Tim. 2:22).
(2)Kebiasaan
Menganggap bahwa pelayanan kebanggaan dan penyembahan yaitu suatu kegiatan biasa yang hanya dilaksanakan dalam kegiatan ibadah saja. Akibatnya kurang adanya aplikasi hidup dari pelayanan kebanggaan dan penyembahan. Yaitu tidak membangkitkan kerinduan kepada Allah dalam kebanggaan dan penyembahan serta kreativitas dalam pelayanan. Setiap orang percaya mengetahui bahwa dalam hatinya mereka perlu memuji dan menyembah Allah. Akan tetapi bagi beberapa orang remaja ini pelayanan kebanggaan dan penyembahan dalam suatu ibadah menjadi suatu kebiasaan saja.
(3)Intimidasi iblis
Dosa merupakan penghalang umat Allah untuk sanggup menghadap Allah, penghambat untuk sanggup memuji dan menyembah Allah. Ketika umat Allah telah memohon pengampunan dari Allah melalui dogma yang percaya kepada Allah, itu berarti bahwa Allah telah memperkenankan umat-Nya untuk memuji dan menyembah-Nya. Tetapi terkadang iblis mencoba untuk mengingatkan kembali kesalahan dan dosa-dosa yang pernah terjadi di masa lalu, sehingga timbul perasaan bersalah, perasaan tidak layak yang menimbulkan insan menjadi tidak percaya diri dan takut untuk menghadap Allah dalam komplotan kebanggaan dan penyembahan.
Perasaan bersalah dan perasaan tidak layak yaitu merupakan intimidasi iblis untuk menjatuhkan dogma orang-orang percaya bahwa mereka bergotong-royong telah mendapatkan pengampunan (I Yoh. 1:9).
(4)Permasalahan
Ketika insan mengahadapi permasalahan dalam hidup mereka, fokus mereka menjadi berubah, pikiran mereka dipenuhi dengan banyak hal, banyak tuntutan dari permasalahan itu yang terkadang sanggup membuat hati sulit untuk sanggup bersyukur kepada Allah dalam kebanggaan dan penyembahan. Pada dikala tekanan atau kasus muncul dalam perjalanan kehidupan manusia, perhatian mereka terfokus kepada apa yang terjadi, sehingga dalam menawarkan perhatiannya kepada Allah menyerupai dalam komplotan doa, dalam suatu ibadah kepada Tuhan, mereka cenderung menjadi tidak bisa berkonsentrasi pada dikala memuji dan menyembah.
(5)Kesibukan
Aktivitas yang berlebihan bisa membuat komplotan pribadi dengan Allah menjadi berkurang dan tidak ada kedisiplinan dalam hal waktu yang seharusnya diberikan kepada Allah. Aktivitas yang terlalu banyak juga sanggup menimbulkan seseorang kurang sanggup berkonsentrasi dikala memuji dan menyembah. Sebagai pola kisah wacana Marta dan Maria, pada dikala Yesus pergi ke tempat dimana mereka tinggal (Luk. 10:40-42). Martha sibuk dengan semua persiapan yang harus ia kerjakan, tanpa mengerti belahan yang terbaik yang seharusnya ia ambil yaitu duduk dibawah kaki Yesus. Lain halnya dengan Maria yang tahu belahan terbaik yang ia ambil yaitu lepas dari semua kesibukan dan segala aktivitasnya untuk menawarkan waktu bagi Tuhan yaitu tinggal dalam hadirat-Nya.
Aktivitas pelayanan juga tidak sanggup menggantikan komplotan pribadi dengan Allah. Disiplin dalam meluangkan waktu pribadi dengan Allah yaitu tidak bisa tidak bagi orang-orang percaya dengan maksud supaya supaya kehidupan bersekutu dengan Allah akan senantiasa terus terjaga.
f.Ekspresi Pujian dan Penyembahan
(1)Menyanyi (Mzm. 47:7; 69:31-32; 98:1; 101:1; 105:2; 147:7; I Taw. 5:12). Fungsi dari menyanyi yaitu memberi kita rasa bebas dalam puji-pujian.29 Menyanyi yaitu ekspresi dari hati yang terungkap dalam kebanggaan dan penyembahan kepada Allah. Bibel memberitahukan bahwa Allah memberi umat-Nya nyanyian (Mzm. 40:4).
(2)Mengangkat kepala (Mzm. 123:1). Merupakan ekspresi jiwa seseorang yang berharap kepada Allah, juga sanggup berarti suatu kekaguman.
(3)Menadahkan tangan (Mzm. 143:6). Sikap ini menggambarkan suatu kerinduan akan Allah.
(4)Berteriak (Mzm. 28:2). Merupakan ekspresi yang menyatakan hati yang bersukacita kepada Allah.
(5)Menari (Mzm. 150:4; I Sam. 6:14-16). Menari yaitu menggambarkan perilaku hati yang penuh syukur.
(6)Berjalan dan melompat (Kis. 3:8). Merupakan ekspresi bersukacita atas perbuatan Allah.
(7)Bersorak-sorai (Why. 19:6; Flp. 4:4; Yes. 61:10; Mzm. 149:2; Ef. 5:9). Ekspresi yang menggambarkan luapan hati yang bersukacita dengan menimbulkan suasana yang gaduh, berisik.
(8)Memainkan alat musik (I Taw. 23:5; II Taw. 2:12; Mzm. 150:3-5). Merupakan ajuan dalam Firman Allah. Paulus paling sedikit dua kali menganjurkan orang-orang percaya untuk bermazmur (Ef. 5:18-19; Kol. 3:16). Arti mazmur itu sendiri yaitu nyanyian kebanggaan yang diiringi oleh kecapi atau alat musik30.
(9)Berbahasa roh dan berbahasa asing (Kis. 2:4, 8-11).
(10)Menyanyi dalam bahasa roh (I Kor. 14:15).
(11)Bertepuk tangan (Mzm. 47:2; 149:3; II Raj. 11:12).31 Merupakan salah satu cara dimana Allah memerintahkan umat-Nya dalam memuji Tuhan. Bertepuk tangan yaitu ekspresi yang menujukkan betapa bahagia hati orang-orang percaya kepada Tuhan.
(12)Berdiam diri (Mzm. 46:11; Hab. 2:20).
(13)Tertawa (Mzm. 126:1-2; Pkh. 3:4). Merupakan ekspresi yang menggambarkan luapan ucapan syukur serta sukacita kepada Allah, pada dikala Allah telah memulihkan keadaan orang-orang percaya dari tekanan atau permasalahan.
(14)Membungkuk, tersungkur, bersujud (Flp. 2:10; Mzm. 95:6; Why. 19:4). Merupakan ekspresi perilaku hati yang memperlihatkan suatu penghormatan kepada Tuhan, dan merupakan suatu perilaku hati yang mau merendahkan diri dihadapan Tuhan.
g.Macam-macam Pujian dan Penyembahan
Pujian dan penyembahan sanggup dilakukan secara pribadi melalui komplotan pribadi ataupun sanggup dilakukan secara tolong-menolong melalui pertemuan-pertemuan ibadah (persekutuan bersama-sama).
(1)Pujian dan penyembahan secara pribadi
Persekutuan dengan Allah secara pribadi dimaksudkan supaya tiap pribadi mempunyai relasi lebih dekat dengan Allah. Persekutuan secara pribadi memungkinkan bagi insan untuk lebih leluasa dan lebih terbuka, kepada Allah, ketika hendak memberikan segala perasaan hati, permasalahan bahkan pergumulan hidup mereka, tanpa takut diketahui oleh orang lain. Dalam kebanggaan dan penyembahan kepada Allah, orang percaya sanggup memberikan ungkapan hati secara pribadi kepada Allah.
(2)Pujian dan penyembahan secara bersama
Pujian dan penyembahan yang dilakukan secara kelompok baik dalam gereja maupun dalam suatu komplotan kelompok kecil, mengakibatkan dogma semakin kokoh. Pada dikala umat Allah berkumpul bersama, memuji dan menyembah Allah dengan bersehati maka Allah sanggup menggunakan orang lain untuk menawarkan jawaban atas persoalan-persoalan pribadi. Misalnya lewat mazmur yang disampaikan atau kata-kata kebanggaan yang bisa dijadikan peneguhan.
Dalam Pujian dan penyembahan secara kelompok, sanggup mempersatukan atau mempererat tubuh Kristus. Pujian dan penyembahan secara tolong-menolong yaitu sarana dimana umat Allah sanggup saling membangun, saling menguatkan, saling menasihati, bekerja sama.
Dalam Perjanjian Lama, kebanggaan dan penyembahan secara tolong-menolong telah dilakukan oleh umat Israel. Mereka mempersembahkan kebanggaan dan penyembahan kepada Tuhan dalam bentuk nyanyian bersama-sama. Mereka sering mempersembahkan puji-pujian yang diringi kecapi, terompet, seruling, canang dan rebana. Kadang-kadang mereka memuji Tuhan dengan menggunakan gerakan menyerupai bertepuk tangan, meloncat-loncat penuh sukacita, bersorak-sorai penuh kemenangan.32
Buat lebih berguna, kongsi: