Asal-Usul Arti Kata Baheula

Dalam perbendaharaan kata (kosakata) Bahasa Indonesia dikenal istilah Baheula. Biasanya kata tersebut dirangkai menjadi frasa Zaman Baheula. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa, baheula ada di halaman 118, diberi klarifikasi Sdn adv yang mempunyai pengertian dahulu kala dan kuno. Penjelasan Sdn merupakan singkatan dari Sunda, berarti kata baheula diserap ke dalam bahasa Indonesia dari bahasa Sunda.

Selanjutnya singkatan adv merupakan abreviasi dari adverbia yang berarti kata yang memperlihatkan keterangan kepada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat, contohnya kata sangat, lebih, dan tidak.

Salah satu penggunaan kata baheula ada pada lagu yang dinyanyikan oleh Iwan Fals yang berjudul Politik Uang. Lirik lagunya dalam satu bait yang mengandung kata baheula adalah ibarat ini:

Bul kibul tak kibul kibul
Kibul diadu demi perkibulan

Ini sudah dari jaman baheula
Dari jaman raja raja hingga sekarang

Lagu: Politik Uang - Iwan Fals

Kibul (penipuan) diadu dengan penipuan, dalam lirik lagu tersebut, dikatakan bahwa penipuan sudah ada semenjak zaman baheula, yaitu dari jaman nusantara masih dikuasai dan diperintah oleh raja-raja yang silih berganti, dan ironisnya hingga sekarang.

Tulisan ini tidak hendak menyoroti kritik wacana perkibulan, tetapi wacana kata baheula yang dikenal dalam masyarakat nusantara. Hingga masuk diserap ke dalam bahasa Indonesia melalui bahasa Sunda.

Dari penggunaan tersebut sanggup diketahui bahwa baheula berarti sangat dulu, ketika Indonesia masih berjulukan nusantara dan dikuasai oleh raja-raja kecil maupun raja-raja penakluk raja lain yang silih berganti.

Sementara itu, dalam kisah dongeng Calon Arang, ada tokoh yang berjulukan Empu Baheula. Cerita ini mengisahkan keadaan di masa pemerintahan Raja Airlangga (Erlangga) yang berkuasa pada 1019 hingga 1042 Masehi. Berarti seribu tahun yang lalu.

Cerita Calon arang ditulis  dan diterbitkan oleh Balai Pustaka pada 1931. Tentu kisah ini awalnya ialah dari kisah yang berembang dalam masyarakat, atau kisah rakyat.

Dalam kisah ini Empu Bahula ialah yaitu murid andalan dari Empu Baradah, satu-satunya pendeta yang bisa mengalahkan Penyihir Calon Arang. Keberhasilan Empu Baradah mengalahkan  kekejaman dan kekuatan ilmu hitam yang dikuasai oleh Calon Arang.

Bahula ialah orang yang mengawini Ratna Manggali, anak wanita Calon Arang yang tak segera dilamar orang. Padahal kesepakatan nikah yang dilakukan oleh Empu Bahula ialah kesepakatan nikah politis yang ditujukan untuk bisa mengetahui kelemahan Calon Arang, sang mertua.

Benar saja, sesudah memperdaya Ratna Manggali, Empu Bahula sanggup membaca lontar sakti Calon Arang yang berisi mantra penyakit sekaligus mantra penyembuh. Empu Bahula menyuruh Ratna Manggali mengambil kitab lontar ketika Calon Arang tidur. Singkat cerita, Bahula berhasil mendapat kita andalan Calon Arang kemudian membawanya ke Lemah Tulis, untuk ditunjukkan kepada sang mahaguru Empu Baradah.

Jadi, sanggup ditarik hipotesis bahwa, baheula dalam bahasa Sunda maupun Indonesia merupakan istilah yang muncul menurut kisah yang berkembang dalam masyarakat. Misalnya adanya istilah baheula bisa jadi merujuk pada zaman sekitar seribu tahun yang kemudian ini.

Selanjutnya baheula kecenderungannya digunakan untuk menyebutkan sesuatu yang berkonotasi negatif (nilai rasa buruk), kalau dibandingkan dengan kata lain yang mempunyai arti sama. Misalnya antik, dan kuno.

Contoh penggunaan kata antik dalam frasa ialah sebagai berikut: Koleksi embel-embel antik, guci antik. Sementara kata kuno juga demikian meskipun kadang juga digunakan untuk memperlihatkan nilai rasa  yang negatif. Contoh penggunaan kata kuno dalam frasa: Rumah Kuno, Bangunan Kuno, Peninggalan Kuno.

Sementara baheula kecenderungannya untuk memperlihatkan sesuatu yang bermakna negatif (konotasi negatif). Contoh mudahnya dari lirik lagu Iwan Fals di atas. Zaman baheula disejajarkan dengan perkibulan (penipuan) dan sabung domba.

Dari klarifikasi di atas sanggup diketahui  bahwa semenjak zaman baheula, sudah ada kata baheula. Yaitu orang berilmu yang menjadi figur yang menemukan kelemahan Nyi Calon Arang. Karena kisah tersebut sudah sangat lama, maka penyebutan zaman baheula merujuk pada masa kerajaan sebelum Majapahit di Jawa. Waktu yang sudah sangat lama. Selanjutnya, kata baheula menunjukkan bahwa itu masa yang sangat usang sekali sudah terlewati, atau zaman sangat dulu.

Demikian klarifikasi mengenai kata baheula dan hubungannya dengan kisah rakyat Nasantara.

Salam Pustamun!
Buat lebih berguna, kongsi:
close