Cerita Rakyat : Danau Toba

Cerita Rakyat Danau Toba  siapa orang yang tidak pernah mendengar kisah rakyat danau toba. Cerita rakyat itu sangat terkenal di kalangan masyarakat Indonesia dan bahkan sering menjadi teks bacaan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan di sekolah-sekolah. Nah pada kesempatan kali ini, akan menghadirkan sebuah kisah rakyat dari tempat Sumatra Utara ihwal Danau Toba.

Pernahkah sobat berkunjung ke Danau Toba di Sumatra Utara sana? Jujur saya saja belum pernah berkunjung ke sana, hehe. Tapi banyak orang bilang, pemandangan sungguh luar biasa dan menjadi objek wisata andalan provinsi Sumatra Utara. Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan merupakan danau terbesar se-Asia Tenggara. Wuihh, keren banget kan. Nah, di bawah ini yaitu Cerita Rakyat Danau Toba yang melegenda itu. Semoga bermanfaat. Check this out!!

siapa orang yang tidak pernah mendengar kisah rakyat danau toba Cerita Rakyat : Danau Toba

Danau Toba

Suatu saat hiduplah seorang petani di suatu desa di Sumatra. Dia hidup sebatang kara dengan menggantungkan diri dari hasil sawah yang ia punya. Suatu hari, ia pergi memancing di sebuah sungai di akrab rumahnya. Dia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari itu. Dengan sabar ia menunggu kailnya di makan oleh ikan. Dan kesudahannya ia mendapat seekor ikan besar, ikan besar yang cantik.

Dia sangat senang mendapat ikan yang besar nan anggun itu. Kemudian ia melepaskan ikan tersebut dari kail pancingnya untuk kemudian dibawa pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, petani tersebut meletakkan ikan tersebut ke dalam sebuah kolam berisi air. Dan saat ia ingin membunuh ikan tersebut sebagai santap siang pada hari itu, entah mengapa ia merasa sangat kasihan dengan ikan tersebut. Sehingga ia memutuskan untuk membiarkan ikan tersebut hidup.


Di keesokan harinya, ia pergi memancing lagi menyerupai biasa. Tapi kali ini ia tidak mendapat ikan sama sekali. Dia sangat lapar. Kemudian ia pulang ke rumah dengan tangan hampa. Ketika ia datang di rumah, ia terkejut, ada seorang gadis di sana.


“Siapa kau?” tanya nelayan itu.

“Saya yaitu ikan itu” jawab sang gadis.

Petani itu melihat ke bejana di mana ia meletakkan ikan tersebut kemarin.


“Kamu tidak membunuh ku kemarin, dan saya sangat berterima kasih. Saya akan membalas kebaikan mu” lanjut gadis itu.

“Baik, saya hidup sendiri, saya tidak memiliki keluarga. Jika kau ingin menjadi istri ku, saya akan sangat bahagia” pinta laki-laki itu.
“Iya, tapi kau harus berjanji pada ku, jikalau kita punya anak kelak, jangan kau ceritakan ihwal masa kemudian ku. Jika kau ceritakan, hal jelek akan menimpa” gadis itu berkata.

Akhirnya, petani dan gadis ikan tersebut pun menikah. Dan mendapat seorang anak yang berjulukan Samo. Samo yaitu anak yang sangat nakal. Dia selalu bermain dengan teman-temannya dan tak pernah membantu orangtuanya.


Suatu hari, Samo disuruh untuk mengantarkan makan siang untuk ayahnya. Tetapi di jalan, ia bertemu dengan teman-temannya dan bermain dengannya hingga ia lupa untuk mengantarkan makanan tersebut. Sedangkan ayahnya menunggu dengan cape dan lapar dan kesudahannya si petani tersebut memutuskan untuk pulang ke rumah. Di jalan ke rumah, ia bertemu Samo.


“Samo, di mana makan siang ku” Tanya sang ayah.

“Mmmmmm, saya memakannya yah” jawab Samo.
“Kenapa kau makan makan siang ayah?” kata ayah dengan marah.
“Setelah bermain dengan teman-teman saya lapar. Maafkan Samo,  yah” kata Samo.
“Samo!!! Dasar kau anak nakal. Jangan kau pulang ke rumah lagi. Dasar, anak ikan sialan!!!"

Karena petani tersebut telah mengingkari janjinya untuk tidak menceritakan siapa asal-asul ibu Somo, tiba-tiba langit menjadi gelap dan hujan pun turun dengan lebatnya. Perlahan, air naik dengan sangat cepat dan menenggelamkan seisi desa. Ibu Samo duka mendengar suaminya melanggar akad yang pernah diucapkan dan memutuskan untuk menjelma ikan lagi. Sebelum ia menjelma ikan, Ibu Samo meminta Samo untuk lari ke sebuah bukit di tengah desa dan membisu di sana.


Air pun sudah menenggelamkan desa seutuhnya. Hanya meninggalkan puncak bukit di mana Samo membisu di sana. Seakan sebuah danau mengelilingi puncak bukit tersebut. Sekarang ini danau tersebut dikenal sebagai danau toba (danau tanpa rahmat) dan puncak bukit tersebut nampak menyerupai pulau yang kemudian disebut pulau Samosir (samo yang diusir).


Amanat kisah rakyat di atas yaitu janganlah mengingkari akad yang pernah kita ucapkan. Jika hal tersebut terjadi, malapetaka pun akan menghampiri.

Terima kasih sudah berekenan berkunjung dan membaca Certia Rakyat Danau Toba di atas, semoga dapat bermanfaat dan menghibur sobat sekalian. Apabila ada dari sobat sekalian yang menemukana kesalahan baik berupa penulisan maupun isi jalan cerita, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share juga ya sobat. ^^Maju Terus Pendidikan Indonesia^^

Lihat juga aneka macam Cerita Rakyat Indonesia lainnya, di sini.
Buat lebih berguna, kongsi:
close